Hampir setiap langkah dan amalan ber-Haji adalah menegakkan dzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala. jadi, pada setiap manasik dari manasik-manasiknya terdapat dzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala sebagaimana petunjuk dari ayat ini,

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ

Artinya:
Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang ditentukan (QS. Al Hajj, ayat 28).

Allah Subhanahu wata’ala juga berfirman,


ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ ،فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّ
كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا

Artinya:
Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu (QS. Al Baqarah, ayat 198 – 199).

Sehubungan dengan itu, Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata, “Bahkan hal itu, yakni dzikir, adalah ruh, inti dan tujuan dari haji, sebagimana sabda Nabi, “Bahwa dijadikan thawaf di Baitullah, Sa’i di antara bukit Shafa dan Marwah dan melempar jumrah, untuk menegakkan dzikir kepada Allah” (lihat: Madarikus Salikin: 4/2537).

Untuk itu, Syeikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah ta’ala berkata, “Dzikir itu termasuk bagian dari manfaat yang disebutkan di dalam firman Allah,

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا
اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

Artinya:
Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan (QS. Al Hajj, ayat 28).

Dihubungkannya dengan manfaat dari sisi menghubungkan sesuatu yang khusus kepada sesuatu yang umum, dan telah ditetapkan riwayatnya dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh dijadikan Thawaf di Baitullah, Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah, dan melempar Jumroh adalah untuk mewujudkan dzikir kepada Allah”.

Dan beliau juga telah mensyari’atkan bagi manusia sebagaimana yang ada di dalam Al Qur’an yaitu; menyebut nama Allah saat menyembelih, dan telah mensyari’atkan bagi mereka menyebut nama Allah saat melempar jumrah, dan setiap jenis manasik haji adalah dzikir kepada Allah, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Haji dengan semua aktifitas dan perkataannya semuanya adalah dzikir kepada Allah (lihat: Majmu’ Fatawa wa Maqalat Ibnu Baaz: 16/185-186).

Bahkan di dalam manasik Haji dan Umroh akan terealisasi banyak manfaat diniyah dan duniawi bagi para jama’ah Haji dan Umroh, dan bagi penduduk tanah haram dan mereka yang mukim di sana, dan pada ayat ini diisyaratkan, لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ artinya: Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka (QS. Al Hajj, ayat 28).

Semoga MT yang kita baca ini menjadi pengingat dan penambah iman, dan kalau sekiranya bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

Semoga bermanfaat

Sebarkan cinta